LOMBA BACA PUISI 2020
1/16/2020
Tulis Komentar
Berikut ini adalah materi Lomba Baca Puisi 2020 untuk Festival Lomba Literasi Nasional Sd 2020
1. "Baju Bulan" Karya Joko Pinurbo
Bulan, aku mau lebaran.
Aku ingin baju baru, tapi tak punya uang.
Ibuku entah di mana sekarang, sedangkan ayahku hanya bisa kubayangkan.
Bolehkah, bulan, kupinjam bajumu barang semalam?
Bulan terharu: kok masih ada yang membutuhkan bajunya yang kuno di antara begitu banyak warna-warni baju buatan.
Bulan mencopot bajunya yang keperakan, mengenakannya pada gadis kecil yang sering menangis di persimpangan jalan.
Bulan rela telanjang di langit, atap paling rindang bagi yang tak berumah dan tak bisa pulang.
Sejumlah anak bergaya di depan tukang potret
Aku ingin baju baru, tapi tak punya uang.
Ibuku entah di mana sekarang, sedangkan ayahku hanya bisa kubayangkan.
Bolehkah, bulan, kupinjam bajumu barang semalam?
Bulan terharu: kok masih ada yang membutuhkan bajunya yang kuno di antara begitu banyak warna-warni baju buatan.
Bulan mencopot bajunya yang keperakan, mengenakannya pada gadis kecil yang sering menangis di persimpangan jalan.
Bulan rela telanjang di langit, atap paling rindang bagi yang tak berumah dan tak bisa pulang.
2. "Sejumlah Anak" Karya Adri Darmadji Woko
Sejumlah anak bergaya di depan tukang potret
Di belakang mereka gedung-gedung tinggi
Angan-angan yang pandak
Sejumlah anak bergaya di depan tukang potret
Di belakang mereka gubug-gubug reyot
Di belakang mereka sekolah-sekolah
Di belakang mereka jalanan becek
Di belakang mereka debu-debu Jakarta
Sejumlah anak bergaya di depan tukang potret
Di belakang mereka peta Indonesia
Tempat menjelmakan angan-angan
Sejumlah anak jakarta
Sejumlah anak Indonesia
3. "Ibuku Dehulu" Karya Amir Hamzah
Ibuku dehulu marah padaku
Diam ia tiada berkata
Aku pun lalu merajuk pilu
Tiada peduli apa terjadi
Matanya terus mengawas daku Walaupun bibirnya tiada bergerak Mukanya masam menahan sedan
Harinya pedih kerana lakuku
Terus aku berkesal hati
Menurutkan setan mengacau-balau Jurang celaka terpandang di muka Ku songsong juga - biar cedera
Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkumnya segera dikucupnya serta
Terus aku berkesal hati
Menurutkan setan mengacau-balau Jurang celaka terpandang di muka Ku songsong juga - biar cedera
Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkumnya segera dikucupnya serta
Dahiku berapi pancaran neraka
Sejak sentosa turun ke kalbu
Demikian engkau,
Ibu, bapa, kekasih pula Berpadu satu dalam dirimu Mengawas daku dalam dunia
Kami di sini
Menatap langit membelah cakrawala tanah air kami tak apa
Bersandal jepit kami sekolah
Kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru
Melewati tanah basah kaki-kaki kami
Dimana tersiram hujan sawah padi menguning menelusuri ngarai sungai
Berlari kami pada tanah pertiwi
Sejak sentosa turun ke kalbu
Demikian engkau,
Ibu, bapa, kekasih pula Berpadu satu dalam dirimu Mengawas daku dalam dunia
4. "Doa" Karya Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
5. "Kami Pewaris Negeri Ini" Karya Paundra
Menatap langit membelah cakrawala tanah air kami tak apa
Bersandal jepit kami sekolah
Kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru
Melewati tanah basah kaki-kaki kami
Dimana tersiram hujan sawah padi menguning menelusuri ngarai sungai
Berlari kami pada tanah pertiwi
Hijau menghampar surga hutanku
Sesekali menyeka pelu pada wajah
Peluh jatuh dari badan karena cinta pada negeri
Karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami
Tak gentar kami bila badai hujan menghadang
Dimana membasahi baju dan tas terbuat dari anyaman bambu
Karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia
Gunung krakatau menampakkan kegagahannya
Karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami
Tak gentar kami bila badai hujan menghadang
Dimana membasahi baju dan tas terbuat dari anyaman bambu
Karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia
Gunung krakatau menampakkan kegagahannya
Karang dihantam deburan ombak menggila
Tetap kokoh ia berdiri
Jiwa semangat ditempa sang guru
Agar tak menjadi generasi cengeng
Lihat....!
Matahari mulai menampakkan sinar cahayanya
Berlari kita bersama Menuju
Indonesia bangkit Karena kami
pewaris negeri ini
Belum ada Komentar untuk "LOMBA BACA PUISI 2020"
Posting Komentar